LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN I
DAUN TUNGGAL
Dosen Pengampu
Dr. Evika Sandi Savitri, M.P
Rusi Siti Resmiati, M.Si
Disusun Oleh:
Nama :Iqbalulloh
MK
NIM :13620018
JURUSAN
BILOGI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan
yang demikian pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya
merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu
yang berdiri sendiri-sendiri.
Daun (folium) merupakan salah satu bagian tumbuhan yang terpenting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun, selain akar dan
batang. karena dalam daun terdapat kloroplas yang berfungsi sebagai pembuatan
makanan atau yang biasa disebut proses fotosintesis. Pada tumbuhan daun merupakan bagian yang paling banyak dan biasa kita temui
pada bagian batang (Gembong, 2005).
Selain itu juga, daun
merupakan salah satu alat hara (Organa Nutritivum) karena daun bertugas sebagai
pengolah materi yang diperoleh. Daun
biasanya mempunyai bentuk tipis dan lebar,walaupun ada beberapa yang mempunyai
bentuk tebal. Semua itu
tergantung oleh fungi masing – masing daunnya (Frank,
1992).
Bagian-bagian daun yang bermacam-macam, serta adanya klorofil
pada daun tertentu pada tumbuhan. Semua itu adalah sesuatu yang memerlukan
penelitian dan juga pengamatan yang jelas. Jika diperhatikan pada tumbuhan
terdapat daun tunggal dan juga daun majemuk. Untuk itu pada laporan iini akan
kami bahas mengenai tumbuhan yang memiliki daun tunggal.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum
ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengenal
bagian-bagian daun
2) Untuk mengenal bangun
daun (Circumcripto)
3) Untuk mengenal tangkai
daun (ptiolus)
4) Untuk mengenal ujung
daun (apex)
5) Untuk mengenal upih
daun
6) Untuk mengenal tepi
daun
7) Untuk mengenal susunan
tulang daun
8) Untuk mengenal daging
daun
9) Untukm mengenal warna
daun
10) Untuk mengenal
permukaan daun
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang
saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian
batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus)
batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun
dinamakan ketiak daun (axilla). Daun
biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan
klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan
atau daerah-daerah yang ditenpati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian
tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan
meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun barubah menjadi
kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang telah tua,
kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun
yang masih segar (Tjitrosoepomo, 2005).
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik
bagian – bagian, bentuk maupun fungsinya. Dan secara klasik tumbuhan terdiri
dari tiga organ dasar, yakni akar dan daun. Organ – organ lain dapat
digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari modifikasi organ
dasar. Beberapa organ sekunder dapat disebut sebagai organ aksesori, karena
fungsinya tidak fital. Beberapa organ sekunder penting yaitu: bunga, biji,
buah, dan umbi. Tiga yang pertama disebut organ seksual karena mutlak
diperlukan dalam reproduksi seksual (Frank, 1992).
Daun terbagi menjadi dua macam daun yaitu daun lengkap dan daun tak
lengkap. Daun lengkap merupakan daun yang tersusun atas pelepah (vagina),helaian (lamina) dan
tangkai daun (petiolus).sedangkan pada daun yang tak lengkap
merupakan daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian
diatas.mengenai susunan daun yang tak lengkap ada beberapa kemungkinan,antara
lain (Muzayyinah, 2008):
· Daun bertangkai.
Merupakan daun
yang tersusun atas helaian dan tangkai saja.susunan daun seperti diatas paling
banyak ditemukan.misalnya pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.).
· Daun berupih atau daun berpelepah.
Merupakan
daunyang tersusun atas upih dan helaian saja. Sering kita jumpai pada tumbuhan
yang tergolong suku Rumput.misalnya pada Padi (Oryza sativa).
· Daun duduk (sesilis).
Merupakan daun
yang tersusun atas helaian saja,tanpa upih dan tangkai.sehingga helaian langsung
duduk atau melekat ada batang.daun ang tersusun atas helaian dan saja dapat
mempunyai pangkal yang demikian lebarnya, hingga pangkal daun seakan-akan
melingkari batang atau memeluk batang,sehingga disebut daun yang memeluk
batang (amplexicaulis).misalnya ada tempuyung (Sonchus
oleraceus L.). bagian samping pangkal daun yang memeluk batang
seringkali bangunnya membulat dan disebut telinga daun.
Daun (folium) adalah salah satu bagian pokok tumbuhan yang berfungsi
antara lain untuk melakukun suatu fotosintesis, disamping tugas transpirasi,
pertukaran gas CO2 dan O2 antara tubuh tumbuhannya dengan lingkungannya.Untuk
menunjang tugas tersebut, daun pada umumnya mempunyai bagian yang berbentuk
pipih dan lebar, helaian daun. Daun tertata pada batang tumbuhan dan melekat
pada buku-buku batang. Bagian antara daun dengan batang disebut ketiak daun (
Moertolo, 2004 ).
Berbeda dengan akar dan batang yang dapat berumur panjang, daun pada
umumnya berumur pendek, kecuali pada jenis-jenis tumbuhan tertentu. Misalnya
pada cycas, dimana daunnya dapat berumur beberapa tahun. Pada
beberapa jenis tumbuhan jati dan randu, pada keadaan yang kurang menguntungkan,
musim kemarau daun-daun rontok sehingga tumbuhan gundul. Tumbuhan semacam ini
disebut dengan tumbuhan meranggas (tropofit) (Moertolo, 2004).
Suatu tumbuhan dapat
memperlihatkan bentuk daun yang berlainan pada satu pohon.oleh karena itu
dikatakan mempunyai sifat Heterofili.gejala heterofili ini dapat terjadi karena
umur, modifikasi atau memang mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh
perubahan fungsinya.sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam pengenalan
suatu jenis tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung pangkal, susunan
tulang-tulang/urat-urat daun, tepi daun, permukaan atas/ bawah tekstur, warna
dan lain-lain (muzayinah, 2008).
Bentuk daun yang tipis melebar. Warnanya hijau, dan duduknya pada batang
yang menghadap keatas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh –
tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk: (Tjitrosoepomo, 2005).
Daun yang runtuh
biasanya akan terganti dengan daun yang baru dan jumlah daun yang tumbuh akan
melebihi jumlah daun yang gugur,sehingga semakin lama pohon nakan semakin
terlihat rindang.tetapi ada juga daun yang sengaja mengugurkan daunnya pada
waktu-waktu tertentu sehingga tumbuhan terlihat gundul.peristiwa tersebut
terjadi pada saat musim kemarau, dan pada saat musim hujan tumbuhan tersebut
membentuk tunas-tunas baru dan terlihat rindang kembali (Tjitrosoepomo, 2005).
Dalam perkembangan tubuh tumbuhan, pada umunya daun seringkali mengalami
perubahan. Keadaan semacam ini disebut heteroblastik. Pada tumbuhan dewasa
umumnya mempunyai jenis daun yang sama (isofili). Beberapa jenis
tumbuhan mempunyai ukuran dan bentuk daun yang berbeda. Keadaan ini secara umum
dikenal sebagai polimorfisma daun atau heterofili. Bilamana hanya ditemukan dua
perbedaan pada daun, keadaannya disebut dimorfisme daun, sedangkan
bilamana perbedaan terdapat pada daun-daun yang terdapat pada satu buku, maka
keadaannya disebut anisofili (Moertolo, 2004).
Semua bagian tubuh tumbuhan yang hidup memerlukan tenaga untuk menjalankan
berbagai macam pekerjaan hidup. Seperti tumbuh, bergerak,dll. Dan seperti
halnya dengan hewan dan manusia tenaga itu diperoleh dari pernafasan pula.
Artinya, tumbuhan mengambil zat asam (O2) dari udara dan zat itu kemudian
dipergunakan untuk membakar (mengoksidasikan hasil asimilasi). Misalnya gula,
sehingga diperoleh tenaga, dan dikeluarkanlah sisa pembakaran yang biasanya
berupa gas asam arang (CO2) dan air (H2O). Daun-daun sebagai bagian tubuh
tumbuhan yang tersusun atas sel-sel yang hidup pun melakukan sebagaimana halnya
dengan bagian yang masih hidup lainnya. Mengingat bahwa daun mempunyai banyak
sekali mulut-mulut daun yang dapat menjadi jalan masuknya udara kedalam tubuh
tumbuhan, maka tidaklah berlebihan jika daun pun dianggap sebagai suatu alat
yang penting untuk pernafasan (Tjitrosoepomo, 2005).
Banyaknya macam bentuk atau modifikasinya itu menjadikan pemikiran bagi
botanis untuk membuat penanaman yang tepat dengan kaidah umum yang dianut oleh
masyarakat, sehingga dari diskripsinya dapat dikenal bentuk daun atau organ
lain. Macam daun dapat dibedakan menjadi lima yaitu: (Muzayyinah, 2008).
1. Daun hijau (folium), dalam arti yang sempit, merupakan organ yang digunakan
untuk fotosintesis.
2. Katafil (cataphyllum), adalah sisik pada kuncup atau tunas ketiak dan pada
batang bawah tanah. Fungsi utama adalah untuk pelindung dan penyimpan makanan.
3. Propil (prophyl), daun pertama pada ranting, biasanya pada tumbuhan
monokotil berjumlah dua helai.
4. Hipsofil (hysodhyll), biasanya bentuk lebih kecil dari daun hijau dan
bentuknya berbeda sama sekali, letaknya melekat pada bagian dasar perhubungan
istilah popular disebut daun pelindung atau braktea.
5. Kotiledon (cotyledon), adalah daun pertama pada tumbuhan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Pengamatan
3.1.1. Daun Pepaya (Carica Papaya L.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung daun
Bangun daun (circumscriptio)
: Bulat
Tangkai daun (petiolus)
: Bulat dan berongga
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Berlekuk
Tepi daun (margofolii)
: Berbagi menjari
Susunan tulang
daun (nervatio)
: Menjari
Daging daun (intervenum)
: Tipis lunak
Warna
daun
: Hijau tua
Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua)dengan
tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci(hermafrodit).
Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang
walaupun jantan kadang-kadang dapatmenghasilkan buah pula secara " partenogenesis".
Buah ini mandul (tidakmenghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat
tradisional.Bunga papaya memiliki mahkotbunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk
Pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya
ditemukan pada daerah sekitar pucuk. Bentuk buah bulat hinggamemanjang,
dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap,dan setelah
masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasaldari tanaman
betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci.
3.1.2. Daun pegagan (Centella asiatica Urb.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Susunan tulang daun
5. Tepi daun
6. Ujung daun
Bangun daun (circumscriptio)
: Ginjal
Tangkai daun (petiolus)
: Bulat
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Membulat
Pangkal daun (basis)
: Berlekuk
Tepi daun (margofolii)
: Beringgit
Susunan tulang daun (nervatio)
: Mencapai tepi daun
Daging daun (intervenum)
: Tipis seperti selaput
Warna
daun
: Hijau muda
3.1.3. Daun ubi kayu (Manihot utilissima Pohl)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung daun
Bangun daun (circumscriptio)
: Bulat
Tangkai daun (petiolus)
: Bulat
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Runcing
Pangkal daun (basis)
: Tumpul
Tepi daun (margofolii)
: Bertepi rata
Susunan tulang daun (nervatio)
: Menjari
Daging daun (intervenum)
: Tipis lunak
Warna
daun
: Hijau tua
3.1.4. Daun Mangga (Mangifera indica L.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun daun (circumscriptio)
: Jorong
Tangkai daun (petiolus)
: Silinder
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Meruncing
Tepi daun (margofolii)
: Bertepi rata
Susunan tulang daun (nervatio)
: Daun bertulang menyirip
Daging daun (intervenum)
: Seperti perkamen
Warna
daun
: Hijau tua mengkilap
Hasil praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa daun manga termasuk
kedalam daun tunggal karena pada suatu tangkai terdapat satu daun. Daun manga juga
tidak memiliki pelepah (vagina). Jadi daun manga termasuk daun yang tidak
sempurna. Nagian-bagian dari daun manga yaitu: tangkai daun, helai daun, tulang
daun, daging daun, tulang daun, pangkal daun, ujung daun (apex), bangun daun,
tepi daun, dan permukaan daun. Bangun daun dari daun manga ini adalah jorong,
dan tangkai daunnya berbentuk silinder, selain itu daun manga juga memiliki
ujung daun (apex) yang runcing, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, susunan
tulang daun yang menjari, daging daun yang seperti kretas, dan warna daunnya
hijau tua.
3.1.5. Daun Kikaret (Vircus sp.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun daun (circumscriptio)
:
Jorong
Tangkai daun (petiolus)
: Bulat
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berpelepah
Ujung daun (apex)
: Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Membulat
Tepi daun (margofolii)
: Bertepi rata
Susunan tulang daun (nervatio)
: Bersatu dengan tulang cabang yang lainDaging daun (intervenum)
: Berdaging
Warna daun
: Hijau di tutupi warna merah
3.1.6. Daun Jarak Kepyar (Ricinus communis L.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun daun (circumscriptio)
:
Bulat
atau bundar
Tangkai daun (petiolus)
: Bulat dan berongga
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Berlekuk
Tepi daun (margofolii)
: Berlekuk
Susunan tulang daun (nervatio)
: Bercangap menjari
Daging daun (intervenum)
: Tipis kaku
Warna
daun
: Hijau tua
3.1.7. Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun
daun (circumscriptio)
: Bulat
Tangkai daun (petiolus)
: Bulat
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berlepah
Ujung daun (apex)
:Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Berlekuk
Tepi daun (margofolii)
: Berlekuk menjari
Susunan tulang daun (nervatio)
: Bertuleng menjari
Daging daun (intervenum)
: Tipis lunak
Warna
daun
: Hijau tua
3.1.8. Daun Jagung (Zea mays L.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Susunan tulang daun
5. Tepi daun
6. Ujung
daun
Bangun
daun (circumscriptio)
: Bangun pita
Tangkai daun (petiolus)
: Merapat pada
batang
Pelepah / Upih (vagina)
: Upih melingkari
batang
Ujung daun (apex)
:
Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Tumpul
Tepi daun (margofolii)
: Bertapi rata
Susunan tulang daun (nervatio)
: Sejajar
Daging daun (intervenum)
: Seperti kertas
Warna
daun
: Hijau tua
3.1.9. Daun Pisang (Musa sapientum L.)
|
Hasil pengamatn
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Susunan tulang daun
5. Tepi daun
6. Ujung
daun
Bangun
daun (circumscriptio)
: Jorong
Tangkai daun (petiolus)
: Setengah lingkaran
Pelepah / Upih (vagina)
: Menempel pada batang
Ujung daun (apex)
:
Runcing
Pangkal daun (basis)
: Membulat
Tepi daun (margofolii)
: Bertepi rata
Susunan tulang daun (nervatio)
: Bersatu dengan tulang cabang yang lain Daging daun (intervenum)
: Tipis, seperti kertas
Warna
daun
: Hijau kekuningan
3.1.10. Daun Tempuyung (Sonchus arvensis)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun
daun (circumscriptio)
: Sudip
Tangkai daun (petiolus)
: -
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak berpelepah
Ujung daun (apex)
: Membulat
Pangkal daun (basis)
: Meruncing
Tepi daun (margofolii)
: Bergerigi ganda
Susunan tulang daun (nervatio)
: Menyirip
Daging daun (intervenum)
: Tipis lunak
Warna
daun
: warna hijau tua
3.1.11. Daun Pukul Empat (Mirabilis jalapa)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun
daun (circumscriptio)
: Segitiga (triangularis)
Tangkai daun (petiolus)
: Setengah lingkaran
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Rumpang atau rata (truncatus)
Tepi daun (margofolii)
: Rata (integer)
Susunan tulang daun (nervatio)
: Menyirip (penninervis)
Daging daun (intervenum)
: Tipis lunak seperti kertas
Warna
daun
: Hijau tua
3.1.12. Daun Semanggi Gunung (Oxalis
corniculata)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun
daun (circumscriptio)
: Seperti jantug
Tangkai daun (petiolus)
: Bulat
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berpelepah
Ujung daun (apex)
: Terbelah (retusus)
Pangkal daun (basis)
: Runcing(acutus)
Tepi daun (margofolii)
: Bertepi rata
Susunan tulang daun (nervatio)
: Bertulang menjari
Daging daun (intervenum)
: Tipis lunak
Warna
daun
: Hijau tua
3.1.13. Daun Pinus (Pinus merkusii)
|
Hasil pengamatn
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Tepi daun
5. Ujung
daun
Bangun
daun (circumscriptio)
: Jarum
Tangkai daun (petiolus)
: Silinder
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Runcing
Pangkal daun (basis)
: Runcing
Tepi daun (margofolii)
: Rata
Susunan tulang daun (nervatio)
: -
Daging daun (intervenum)
: Tebal, gilik
Warna
daun
: Hijau tua
3.1.14. Daun Sirih (Piper betle L.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun daun (circumscriptio)
: Bangun jantung
Tangkai daun (petiolus)
: Setengah
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak
berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Berlekuk
Tepi daun (margofolii)
: Bertepi rata
Susunan tulang daun (nervatio)
: Melengkung
Daging daun (intervenum)
: Tipis lunak
Warna
daun
: Hijau kekuningan
3.1.15. Daun Bunga Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L.)
|
Hasil pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Poxsai. com)
Jenis
daun
: Tunggal
Bagian daun (folium)
: 1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Helai daun
4. Ibu tulang
5. Susunan tulang daun
6. Tepi daun
7. Ujung
daun
Bangun daun (circumscriptio)
:
Delta
Tangkai daun (petiolus)
: Bulat
Pelepah / Upih (vagina)
: Tidak berpelepah
Ujung daun (apex)
:
Meruncing
Pangkal daun (basis)
: Tumpul
Tepi daun (margofolii)
: Bergerigi
Susunan tulang daun (nervatio)
: Bertulang menjari
Daging daun (intervenum)
: Tipis lunak
Warna
daun
: Hijau tua
3.2. Pembahasan
3.2.1. Daun Pepaya (Carica
Papaya L.)
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan, daun pepaya termasuk pada daun tunggal
karena pada satu tangkai terdapat satu daun. Daun pepaya juga tidak memiliki
pelepah, jadi daun pepaya bisa disebut dengan daun tidak lengkap. Bagian –
bagian dari daun pepaya yaitu: 1. Tangkai daun, 2. Pangkal daun, 3. Helai
daun, 4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6. Tepi daun, 7. Ujung daun.
Bangun daun (circumscriptio) dari daun pepaya adalah bulat, dan
tangkai daun (petiolus)nya bulat dan berongga, selain itu daun
pepaya juga mempunyai ujung daun (apex)
yang meruncing, pangkal daun (basis)yang
berlekuk, tepi daun (margofolii) yang berbagi
menjari, susunan tulang daun(nervatio) yang menjari, daging daun (intervenum)
yang tipis lunak, dan warna daun yang sangat menarik
yaitu hijau tua.
Tanaman pepaya (Carica Papaya L.) termasuk familia Caricaceae, terdapat
di
berbagai daerah di tanah air kita. Daun pepaya biasa dimanfaatkan manusia sebagaisayuran dan
pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan
dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Daun pepaya juga bisa
digunakan sebagai obakal obat berbau lemah dan rasa yang pahit (Kartasapoetra,
2004).
Tentang uraian makroskopiknya dapat
dikemukakan sebagai berikut: (Kartasapoetra,2004).
a) Garis luar helaian daunya bulat telur,
dengan tulang – tulang yang menjari,
b) Tepi daun bercangap berbagi, berujung
yang runcing, pangkal daun yang berbentuk jantung dengan cuping – cuping daun
yang berlekukan secara tidak beraturan,
c) Helai – helai daunnya bergaris tengah
sekitar 25 cm – 75 cm, daun berwarna hijau tua sedang tulang – tulangnya
berwarna lebih muda atau hijau muda agak keputihan.
3.2.2. Daun pegagan (Centella
asiatica Urb.)
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan, daun pegagan termasuk
pada daun tunggal karena pada satu tangkai terdapat satu daun. Daun pegagan
juga tidak memiliki pelepah, jadi daun pegagan bisa disebut dengan daun tidak
lengkap. Bagian – bagian dari daun pegagan yaitu: 1. Tangkai daun, 2. Pangkal
daun, 3. Helai daun, 4. Susunan tulang daun, 5. Tepi daun, 6. Ujung daun.
Bangun daun (circumscriptio) dari daun pegagan adalah, ginjal dan tangkai daun (petiolus)nya bulat juga, selain itu daun pegagan
juga mempunyai ujung daun (apex) yang membulat, pangkal daun (basis) yang
berlekuk, tepi daun (margofolii) yang beringgit, susunan tulang
daun (nervatio) yang mencapai tepi daun, daging daun (intervenum)
yang tipis seperti selaput, dan warna daun yang sangat
menarik yaitu hijau muda.
Tanaman pegagan (Centella
asiatica Urb.) adalah termasuk familia umbelliferae, yang tempat tumbuhnya
di indonesia. Daun tanaman ini bisa dipakai sebagai bahan bakal obat, daun –
daun ini tidak berbau tapi mempunyai rasa yang agak pahit. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau
teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya.
Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman
sayuran (sebagai lalab). Uraian makroskopiknya adalah sebagai
berikut: (Kartasapoetra 2004)
a) Helai – helai daunnya berbentuk ginjal,
dengan tepi bergerigi,
b) Pangkal daun lebar, panjang daun sekitar
1cm – 7cm, lebar 1,5 cm – 9cm, dengan tangkai yang panjang.
3.2.3. Daun ubi
kayu (Manihot utilissima Pohl)
Hasil dari praktikum
yang kami lakukan diketahui bahwa daun ubi kayu termasuk pada daun
tunggal karena pada satu tangkai terdapat satu daun. Daun ubi kayu juga tidak
memiliki pelepah, jadi daun ubi kayu bisa disebut dengan daun tidak lengkap.
Bagian – bagian dari daun ubi kayu yaitu: 1. Tangkai daun, 2. Pangkal
daun, 3. Helai daun, 4. Susunan tulang daun, 5. Tepi daun, 6. Ujung daun,
7. Ibu tulang. Bangun daun (circumscriptio) dari daun ubi kayu
adalah bulat, dan tangkai daun (petiolus)nya bulat juga, selain itu daun ubi
kayu juga mempunyai ujung daun (apex)
yang runcing, pangkal daun (basis) yang
tumpul, tepi daun (margofolii) yang rata, susunan tulang daun(nervatio) yang
menjari, daging daun (intervenum) yang tipis lunak, dan warna daun yang sangat
menarik yaitu hijau tua.
Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu
berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun,
bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa
mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu
dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan
air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai
telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai
daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.Daun ubi kayu biasa
dimanfaatkan manusia sebagai sayur dan juga bisa dipakai untuk makanan hewan
ternak. (Tjitrosoepomo, 2005).
3.2.4. Daun Mangga (Mangifera
indica L.)
Hasil
dari praktikum yang kami lakukan diketahui bahwa daun mangga termasuk
pada daun tunggal karena pada satu tangkai terdapat satu daun. Daun
mangga juga tidak memiliki pelepah, jadi daun mangga bisa disebut
dengan daun tidak lengkap. Bagian – bagian dari daun mangga yaitu: 1. Tangkai
daun, 2. Pangkal daun, 3. Helai daun, 4. Susunan tulang daun, 5. Tepi
daun, 6. Ujung daun, 7. Ibu tulang. Bangun daun (circumscriptio) dari
daun mangga ini adalah jorong, dan tangkai daun (petiolus)nya
berbentuk silinder, selain itu daun mangga juga mempunyai ujung daun (apex)
yang runcing, pangkal daun (basis) yang
meruncing juga, tepi daun (margofolii) yang rata,susunan tulang
daun (nervatio) yang menjari, daging daun (intervenum)
yang seperti perkamen, dan warna daun yang sangat menarik
yaitu hijau tua.
Daun terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai daun dan badan daun. Badan daun
bertulang dan berurat-urat, antara tulang dan urat tertutup daging daun. Daging
daun terdiri dari kumpulan sel-sel yang tak terhingga banyaknya. Daun letaknya
bergantian, tidak berdaun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari
1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada
alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati
ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran
(moertolo, 2004).
Macam-macam bentuk daun: (moertolo, 2004)
· Lonjong dan ujungnya seperti mata tombok.
· Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
· Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombok.
· Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Tepi daun biasanya halus, tetapi kadang-kadang, sedikit bergelombang/
melipat atau menggulung. Panjang helaian daun 8-40 cm dan lebarnya 2-12,5 cm,
tergantung varietas dan kesuburannya. jumlah tulang daun yang kedua (cabang)
18-30 pasang. Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan yang dikemudian
hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas berubah menjadi hijau
mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah bewarna hijau muda. Umur daun bisa
mencapai 1 th atau lebih (moertolo, 2004).
Klasifikasi ilmiah : (Kartasapoetra,2004).
|
Kerajaan :
|
|
|
Filum :
|
|
|
Kelas :
|
|
|
Ordo :
|
|
|
Famili :
|
|
|
Genus :
|
|
|
Spesies :
|
M. indica
|
3.2.5. Daun Kikaret (Vircus
sp.)
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan, daun kikaret termasuk pada daun tunggal
karena pada satu tangkai terdapat satu daun. Daun kikaret juga tidak memiliki
pelepah, jadi daun kikaret bisa disebut dengan daun tidak lengkap. Bagian –
bagian dari daun kikaret yaitu: 1. Tangkai daun, 2. Pangkal daun, 3.
Helai daun, 4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6. Tepi daun, 7. Ujung
daun. Bangun daun (circumscriptio) dari daun kikaret adalah jorong,
dan tangkai daun (petiolus)nya bulat, selain itu daun
kikaret juga mempunyai ujung daun(apex)
yang meruncing, pangkal daun (basis) yang
membulat, tepi daun (margofolii) yang bertepi
rata, susunan tulang daun (nervatio) yang bersatu dengan
cabang yang lain,daging daun (intervenum) yang berdaging, dan warna daun ini tidak
sama dengan warna daun – daun yang lainnya yaitu hijau ditutupi warna
merah.
3.2.6. Daun Jarak
Kepyar (Ricinus communis L.)
Hasil dari praktikum atau pengamatan yang kami lakukan, kami
mengetahui bahwa jenis daun jarak kepyar adalah daun tunggal, dan memiliki
bagian daun (folium) antara lain: 1. tangkai daun, 2. Pangkal daun, 3.
Helai daun, 4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6. Tepi daun, 7. Ujung daun.
Bangun daun (circumscriptio)nya bulat, tangkai daun (petiolus) bulat
juga tetapi berongga, daun ini tidak mempunyai pelepah / Upih (vagina),ujung daun (apex)nya
meruncing, pangkal daun (basis) berlekuk, tepi daun (margofolii) berlekuk, susunan tulang
daun (nervatio) bercangap menjari, daging daun (intervenum)
tipis kaku, dan warna daun jarak kepyar ini adalah hijau tua.
Perdu berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai +/- 12 m. Akar
tunggang. Batang berbatang lunak, silindris, beruas, tegak, warna cokelat
kebiru-biruan, bagian dalam berlubang, permukaan halus, percabangan simpodial,
arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun
berseling (alternate), saat muda berwarna ungu - setelah dewasa hijau tua,
panjang 10 - 45 cm, lebar 20 - 45 cm, tepi bergerigi (serratus), pertulangan
menjari (palmate), bercangap menjari, 5 - 7 cangap, permukaan mengkilat
(nitidus) Bunga majemuk, bentuk tandan (racemus), muncul di ujung batang
(terminalis), kelopak berwarna hijau, mahkota berwarna merah muda kadang merah
Buah kotak (capsula), belekuk tiga, berduri, panjang +/- 3 cm, buah muda
berwarna hijau - setelah tua menjadi hitam, bentuk dengan biji lonjong -
berwarna coklat berbintik hitam, berbuah setelah 2 - 3 tahun. Perbanyaan
Generatif (biji) (Tjitrosoepomo, 2005).
3.2.7. Daun Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.)
Hasil dari praktikum atau pengamatan yang kami lakukan, kami
mengetahui bahwa jenis daun jarak pagar adalah daun tunggal, dan memiliki
bagian daun (folium) antara lain: 1. tangkai daun, 2. Pangkal daun, 3.
Helai daun, 4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6. Tepi daun, 7. Ujung daun.
Bangun daun (circumscriptio)nya bulat, tangkai daun (petiolus) bulat
juga, daun ini tidak mempunyai pelepah / Upih (vagina), ujung daun(apex)nya meruncing, pangkal daun (basis) berlekuk, tepi daun (margofolii) berlekuk
menjari, susunan tulang daun (nervatio) bertulang
menjari, daging daun (intervenum) tipis lunak,dan warna daun jarak pagar
ini adalah hijau tua.
Jarak pagar (Jatropha
curcas L., Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak
ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan
mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal sebagai
bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin
mendapat perhatian sebagai sumberbahan bakar hayati untuk
mesin diesel karena
kandungan minyak bijinya. Peran yang agak
serupa sudah lama dimainkan oleh kerabat dekatnya, jarak pohon (Ricinus
communis), yang bijinya menghasilkan minyak campuran untuk pelumas.Tumbuhan
ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia: jarak kosta, jarak budeg (Sunda); jarak gundul,
jarak pager (Jawa);
kalekhe paghar (Madura);
jarak pager (Bali);
lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta, jarak
wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi);
ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku) (Sulasmi, 2004).
3.2.8. Daun Jagung (Zea
mays L.)
Hasil dari pengamatan yang telah kami lakukan, diketahui bahwa
Jenis daun dari daun jagung adalah daun tunggal, dan memiliki Bagian - bagian
daun (folium) yaitu, 1. Tangkai daun, 2. Pangkal daun, 3. Helai daun, 4.
Susunan tulang daun,5. Tepi daun, 6. Ujung daun. Sedangkan bangun daun (circumscriptio)nya
yaitu bangun pita, tangkai daun (petiolus) merapat pada batang,
pelepah / Upih (vagina)nya melingkari batang, ujung daun(apex)
meruncing, pangkal daun (basis) tumpul, tepi daun (margofolii)nya rata, susunan tulang
daun (nervatio) yang sejajar, daging daun (intervenum)seperti
kertas, dan warna daunnya hijau tua.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual).
Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
generatif.Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini (Parwata, 2009).
Daun jagung adalah daun sempurna.
Bentuknya memanjang. Antara pelepah danhelai daun terdapat ligula.
Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan
ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki
familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.
Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada
sel-sel daun (Parwata, 2009).
3.2.9. Daun Pisang (Musa
sapientum L.)
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan, daun pisang termasuk
pada daun tunggal karena pada satu tangkai terdapat satu daun. Daun pisang
memiliki pelepah, jadi daun pisang bisa disebut dengan daun lengkap, pelepah
daun pisang terletak menempel pada
batang. Bagian – bagian dari daun pisang
ini yaitu: 1. Tangkai daun, 2. Pangkal daun, 3. Helai daun, 4. Susunan
tulang daun, 5. Tepi daun, 6. Ujung daun. Bangun daun (circumscriptio) dari
daun pisang adalah jorong, dan tangkai daun (petiolus)nyasetengah
lingkaran, selain itu daun pisang juga mempunyai ujung daun (apex)
yang runcing,pangkal daun (basis) yangmembulat, tepi daun (margofolii) yang bertepi
rata, susunan tulang daun (nervatio) yang bersatu dengan
tulang cabang yang lain, daging daun(intervenum)
yang tipis seperti kertas, dan warna daun yang sangat
menarik yaitu hijau kekuningan.
Tumbuhan ini berasal
dari Asia dan tersebar di spanyol, Italy, Indonesia, Amerika, dan bagian dunia
yang lain. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar
matahari, cocok tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter
lebih di atas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan
yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan
dan pertumbuhan pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang, batang pisang
yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah (Hidayat,
1995).
3.2.10. Daun Tempuyung
(Sonchus arvensis)
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan, daun tempuyung termasuk
pada daun tunggal karena pada satu tangkai terdapat satu daun. Daun tempuyung
juga tidak memiliki pelepah, jadi daun tempuyung bisa disebut dengan daun tidak
lengkap. Bagian – bagian dari daun tempuyung yaitu: 1. Tangkai daun, 2. Pangkal
daun, 3. Helai daun, 4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6. Tepi
daun, 7. Ujung daun. Bangun daun (circumscriptio) dari daun
tempuyung adalah sudip, dan selain itu daun
tempuyung juga mempunyai ujung daun (apex)
yang membulat, pangkal daun (basis) yang
meruncing, tepi daun (margofolii) yang bergerigi ganda, susunan tulang
daun (nervatio) yang menyirip, daging daun (intervenum)
yang tipis lunak, dan memiliki warna daun hijau tua.
Tempuyung tumbuh liar
di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti
di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam
sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan
pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 – 1.650 m dpl. Terna
tahunan, tegak, tinggi 0,6 – 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang
yang kuat. Batang berongga dan berusuk (kartasapoetra, 2004).
Tanaman tempuyung (Sonchus
arvensis), termasuk familia Compasitae, tempat pertumbuhannya di Indonesia.
Daun tepuyung banyak pula diperlukan sebagai bahan bakal obat, berbau lemah dan
rasanya agak lemah dan rasanya agak sepat. Uraian makroskopiknya sebagai
berikut: (Hidayat 1995).
a) Daunnya memeluk batang atau tidak
bertangkai,
b) Berbentuk sudit dan lanset, panjang 15
cm – 50 cm, lebar 3 cm – 12 cm,
c) Daun – daun bagian atas tanaman ini
mempunyai pangkal seperti jantung atau panah,
d) Warnanya kadang – kadang tampak semu
ungu, tepi daun bergerigi secara tidak beraturan, berlekuk bercangap.
3.2.11. Daun Pukul
Empat (Mirabilis jalapa)
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan, daun bunga pukul empat
termasuk pada daun tunggal karena pada satu tangkai terdapat satu daun. Daun
bunga pukul empat juga tidak memiliki pelepah, jadi daun bunga pukul
empat bisa disebut dengan daun tidak lengkap. Bagian – bagian dari daun bunga
pukul empat yaitu: 1. Tangkai daun, 2. Pangkal daun, 3. Helai daun,
4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6. Tepi daun, 7. Ujung daun. Bangun daun
(circumscriptio) dari daun bunga pukul empat adalah segitiga, dan
tangkai daun (petiolus)nya setengah lingkaran, selain itu daun bunga
pukul empat juga mempunyai ujung daun (apex)
yang meruncing, pangkal daun (basis) yang
rumpang atau rata, tepi daun (margofolii) yangrata juga, susunan tulang
daun (nervatio) yang menyirip, daging daun (intervenum)
yang tipis lunak seperti kertas, dan memiliki warna daun hijau tua.
Termasuk dalam herba
tahunan, tegak, tinggi 20 cm - 80 cm, berasal dari Amerika Selatan, banyak
ditanam orang sebagai tanaman hias di pekarangan atau sebagai
pembatas pagar rumah. Tumbuh di dataran rendah yang cukup mendapat sinar
matahari maupun di daerah perbukitan. Termasuk suku kampah-kampahan, berbatang
basah, daunnya berbentuk jantung, warna hijau tua, panjang 2 cm - 11 cm, lebar
8 mm - 7 cm, pangkal daun membulat, ujung meruncing, tepi daun rata, letak
berhadapan, mempunyai tangkai daun yang panjangnya 6 mm - 6 cm (Moertolo,
2004).
KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nyctaginaceae
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nyctaginaceae
3.2.12. Daun Semanggi
Gunung (Oxalis corniculata)
Hasil dari praktikum atau pengamatan yang kami lakukan, kami
mengetahui bahwa jenis daun jarak semanggi gunung adalah daun tunggal karena
dalam satu tangkai dia hanya mempunyai satu daun saja, dan memiliki bagian daun
(folium) antara lain: 1. tangkai daun, 2. Pangkal daun, 3. Helai daun,
4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6. Tepi daun, 7. Ujung daun. Bangun daun
(circumscriptio)nya seperti jantung, tangkai daun (petiolus) bulat,
daun ini tidak mempunyai pelepah / Upih (vagina) jadi daun ini juga
bisa dikatakan daun tidak lengkap, ujung daun (apex)nya
terbelah, pangkal daun (basis)runcing, tepi daun (margofolii) rata, susunan tulang
daun (nervatio) bertulang menjari,daging daun (intervenum)
tipis lunak,dan warna daun semanggi gunung ini adalah hijau tua.
3.2.13. Daun
Pinus (Pinus merkusii)
Hasil dari praktikum
atau pengamatan yang kami lakukan, kami mengetahui bahwa jenis daun pinus
adalah daun tunggal karena dalam satu tangkai dia hanya mempunyai satu
daun saja, dan memiliki bagian daun (folium) antara lain: 1. tangkai
daun, 2. Pangkal daun, 3. Helai daun, 4. Tepi daun,5. Ujung daun. Bangun daun (circumscriptio)nya
seperti jarum, tangkai daun (petiolus) silinder, daun ini tidak
mempunyai pelepah / Upih (vagina) jadi daun ini juga
bisa dikatakan daun tidak lengkap,ujung daun (apex)nya
runcing, pangkal daun (basis) runcing, tepi daun (margofolii) rata, daging daun (intervenum)
tebal gilik,dan warna daun pinus ini adalah hijau tua.
Habitus Pohon,
tinggi 10-40 m.
Batang Berkayu,
bulat, tegak, keras, bercabang horison
kulit
retak-retak beralur seperti saluran, coklat.Daun Majemuk, bentuk seperti jarum,
panjang 10-20 cm pangkal diselubungi sisik berupa selaput tipis,
Bunga Majemuk strobilus, berumah satu,
bunga jantanbertumpuk pada tunas yang muda, panjang ± 2 bunga betina di
ujung tunas yang muda, silinderujung runcing, bersisik, coklat
(kartasapoetra, 2004).
Getah dan daun Pinus
merkusii berkhasiat sebagai obat luka.Untuk obat luka dipakai getah Pinus
merkusii secukupnya, dioleskanpada luka.Kandungan kimiaDaun Pinus merkusii
mengandung saponin, tlavonoida dan polifenol (kartasapoetra, 2004).
3.2.14. Daun Sirih (Piper
betle L.)
Hasil dari praktikum
atau pengamatan yang kami lakukan, kami mengetahui bahwa jenis daun sirih
adalah daun tunggal karena dalam satu tangkai dia hanya mempunyai satu daun
saja, dan memiliki bagian daun (folium) antara lain: 1. tangkai daun, 2.
Pangkal daun, 3. Helai daun, 4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6. Tepi
daun, 7. Ujung daun. Bangun daun (circumscriptio)nya seperti jantung,
tangkai daun (petiolus)setengah, daun ini tidak mempunyai pelepah /
Upih (vagina) jadi daun ini juga bisa dikatakan daun tidak lengkap, ujung daun (apex)nya
meruncing, pangkal daun (basis)berlekuk, tepi daun (margofolii) rata, susunan tulang
daun (nervatio) melengkung, daging daun (intervenum)
tipis lunak,dan warna daun sirih ini adalah hijau kekuningan.
Tanaman sirih (Piper
betle L.) termasuk familia Piperaceae. Daun sirih memang telah secara
tradisional digunakan oleh orang – orang tua kita, ini berarti telah sejak
dahulu diketahui khasiatnya sebagai bahan obat. Daun sirih mempunyai bau yang
khas aromatik, rasanya agak pedas, adapun uraian makroskopiknya sebagai berikut
(Kartasapoetra, 2004):
a) Helai – helai daun berbentuk bulat
telur, ada pula yang bulat telur memanjang,
b) Ujung daun meruncing, sedang pangkal
daun berbentuk jantung yang kadang – kadang tidak setangkup,
c) Ukuran daun, panjang sekitar 5 cm – 18
cm, lebar sekitar 2 cm – 20 cm,
d) Warna daun hijau tua, hijau muda agak
kekuningan
Tempat tumbuh tanaman ini di berbagai
daerah di tanah air kita, merambat, dan banyak pula dipelihara sebagai tanaman
pekarangan (Kartasapoetra, 2004).
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna
coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh
berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas.
Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk
bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir
jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek
sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala
putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah
buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan
berwarna coklat kekuningan (Hidayat, 1995).
3.2.15. Daun Bunga
Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Hasil dari praktikum
atau pengamatan yang kami lakukan, kami mengetahui bahwa jenis daun bunga
sepatu adalah daun tunggal karena dalam satu tangkai dia hanya mempunyai satu
daun saja, dan memiliki bagian daun (folium) antara lain: 1. tangkai
daun, 2. Pangkal daun, 3. Helai daun, 4. Ibu tulang, 5. Susunan tulang daun, 6.
Tepi daun, 7. Ujung daun. Bangun daun (circumscriptio)nya delta, tangkai
daun (petiolus)bulat, daun ini tidak mempunyai pelepah / Upih (vagina) jadi daun ini juga
bisa dikatakan daun tidak lengkap, ujung daun (apex)nya
meruncing, pangkal daun (basis) tumpul, tepi daun (margofolii) bergerigi, susunan tulang
daun (nervatio) bertulang menjari, daging daun(intervenum)
tipis lunak,dan warna daun bunga sepatu ini adalah hijau tua.
Hibitus perdu, tahunan, tegak, tinggi ±
3 m batangnya bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah
tua putih kotor daunnya tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul,
panjang 10-16 cm,lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau. Bunga tunggal, bentuk
terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau
kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah
muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk
tabung, merah.Buah kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah
tua coklat.Biji pipih, putih. Akar tunggang, coklat muda (Hidayat 1995).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan
yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa daun(Folium) merupakan
suatu bagian tubuh tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Dilihat dari bagian – bagian daun, daun
dapat dibedakan menjadi dua yaitu daun lengkap dan daun tidak lengkap. Pada
pengamatan kami daun lengkap hanya terdapat pada daun pasang.
Bagian – bagian daun yang kita amati
diantaranya yaitu:
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
Ø Jenis daun tunggal
Ø Bagian daun (folium): tangkai daun, pangkal daun, helai daun, ibu tulang daun, susunan tulang daun, tepi daun, ujung daun.
4.2. Saran
Kami mengharapkan untuk praktikum –
praktikum selanjutnya dapat lebih baik lagi dan tidak terlalu tergesa –
gesa.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Esteti, B. 1995. Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press.
Kartasapoetra, Drs, G. 2004. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Moertolo. 2004. Daun Dan Alat
Tambahan. Malang: UM Press.
Muzayyinah. 2008.Terminologi
Tumbuhan. Surakarta: PT. Lembaga
Pengembangan Pendidikan.
Parwata, Oka Adi, dkk. 2009. Isolasi dan Uji
Antiradikal Bebas Minyak Atsiri Pada Daun
Sirih (Piper betle linn) Secara Spektrokopi Ultra
Violet – Tampak. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana: Bukit
Jimbaran.
Poxsai. 2004. http. Image plant. 18/ 10/
2009. Pukul 15.00 WIB.
Salisbury, Frank. 1992. Fisiologi Tumbuhan
Jilid 1. ITB: Bandumg.
Savitri, Evika Sandi.
2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. Malang:
UIN Press.
Sulasmi. 2004. Macam – Macam Tanaman Dataran Tinggi
dan Rendah. Bogor: IPB Press.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

0 komentar:
Posting Komentar